Permintaan Lokal Tingkatkan Produksi Penyamakan Kulit

Kamis, 27 Agustus 2009

Jakarta, KP - Industri penyamakan kulit yang sempat menurun pada pasar ekspor, kini produksinya meningkat karena permintaan kulit dalam negeri semakin tinggi.

"Produsen kulit jelas tak mau menyia-nyiakan kesempatan bagus ini," kata Ketua Asosiasi Penyamakan Kulit (APKI), Senjaya, di Jakarta, Senin (22/6).

Ia mengatakan, banyak produsen sepatu lokal mengalihkan pembelian bahan baku kulit ke produsen dalam negeri, dan tentu saja pihaknya langsung mengalihkan penjualan dari pasar ekspor ke pasar lokal dalam negeri.

Hal tersebut, kata dia, berdampak positif untuk industri penyamakan kulit, yang terbukti dari produksi kulit yang melonjak hingga 25 persen, dari 60 juta kaki persegi (square feet) menjadi 75 juta square feet.

Menurut dia, kondisi tersebut sudah terasa sejak memasuki kuartal keempat 2008.

Perusahaan sepatu memilih kulit lokal karena impor kurang efisien, kata dia. Misalnya, mereka kesulitan melakukan `komplain’ saat terjadi kekurangan atau kesalahan atas produk yang mereka pesan.

``Selain itu, harganya juga mahal, apalagi saat krisis keuangan melanda,’’ ujar Senjaya.

Selain produsen sepatu `non branded’ (lokal), kata dia, pesanan juga datang dari perusahaan sepatu branded, seperti Bucheri dan Geox.

Kedua perusahaan ini telah mengalihkan semua pesanan bahan bakunya ke pemasok lokal, kata dia menambahkan.

Ia mengatakan, sebelumnya, produsen kulit mengandalkan pasar ekspor ke sejumlah negara tujuan seperti Amerika Serikat dan Eropa.

Namun, kata dia, sejak pasar ekspor menurun, mereka mengalihkan penjualan ke pasar domestik, yang sedang mengalami lonjakan permintaan.

Industri penyamakan kulit bakal tambah bergairah lagi, kata dia, pasalnya, data Departemen Perindustrian menyebutkan, terdapat sekitar 22 perusahaan sepatu dunia berminat mengalihkan produksi ke Indonesia.

``Total investasinya mencapai 700 miliar dolar AS,’’ kata dia.

Hal tersebut, menurut dia, akan mendatangkan keuntungan bagi industri penyamakan kulit.(ant/K-7)

www.kalimantanpost.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 
Powered By Blogger