Berbahaya, Penyamakan Kulit dengan Menggunakan Bahan Kimia

Kamis, 27 Agustus 2009

YOGYAKARTA - Di hampir setiap tahapan penyamakan kulit, proses tersebut selalu menggunakan bahan kimia berbahaya dan beracun, terlebih pada tahap pre-tanning dan tanning.

Bahan-bahan kimia yang digunakan disinyalir hanya 70% saja yang terikat pada kulit dan sisanya menjadi limbah, baik cair maupun padat. Bahan-bahan kimia tersebut menjadi buangan yang sangat potensial mencemari lingkungan karena sifatnya yang sangat kompleks dan sulit untuk penanganannya.

Di samping itu komponen kulit yang berupa limbah fleshing, trimming, spliting, shaving, dan buffing ataupun hasil hidrolisis selama proses pre-tanning akan segera membusuk dan menimbulkan gas dan bau yang menyengat bila tidak segera ditangani dengan baik.

Menurut Prof Dr Ir Suharjono Triatmojo MS, penanganan limbah itu memerlukan teknologi yang maju, peralatan yang mahal, dan sumber daya manusia berkualitas dengan biaya tinggi.

Penanganan limbah selama ini dinilainya tidak menyelesaikan masalah, hanya mengubah dari fase satu ke fase lainnya dan memindahkan dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Perubahan Sikap ”Karena itu, para ahli kimia dan penyamakan kulit selalu berusaha untuk mencarikan pengganti bahan-bahan kimia yang berbahaya dan beracun ini dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif dan terpadu yang diterapkan secara terus menerus pada proses produktif dan daur hidup produk dengan tujuan untuk mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan. Hal itu dikenal sebagai produk bersih (cleaner production),” ungkapnya saat dikukuhkan sebagai guru besar Fakultas Peternakan UGM, baru-baru ini.

Penerapan produk bersih ini, lanjut dia, memerlukan perubahan sikap dan manajemen yang bertanggung jawab pada lingkungan serta evaluasi teknologi yang dipilih dan digunakan oleh suatu organisasi.

Pada proses industri, produksi bersih berarti meningkatkan efisiensi pemakaian bahan baku, energi, mencegah atau mengganti penggunaan bahan-bahan berbahaya dan beracun, mengurangi jumlah dan tingkat racun semua emisi dan limbah sebelum meninggalkan proses.

”Produk produksi bersih ini bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan selama daur hidup produk, mulai dari pengambilan bahan baku sampai ke pembuangan akhir produk tersebut,” tandasnya di ruang Balai Senat UGM. (P12-70)

suaramerdeka.com

2 komentar:

heru budi susanto mengatakan...

tulisan ini kok sepertinya penyamakan kulit sangat membahayakan....tapi kenapa ya sepatu kulit, jaket kulit, dompet kulit ikat pinggang kulit dan barang-barang kulit lainnya nyaman-nyaman saja dipakai?

LESPIK mengatakan...

Terima kasih telah mengunjungi blog kami.
Artikel yang kami dapatkan dari koran online suaramerdeka.com. Memang mengulas tentang dampak industri penyamakan terhadap lingkungan. Intinya bukan berarti harus anti terhadap industri penyamakan, tetapi dalam melakukan kegiatan tersebut harus memperhitungkan dampak ekosistemnya. Dan ini berlaku bukan hanya pada industri penyamakan saja. Pada industri-industri lain yang memiliki kandungan limbah B3 juga harus ditangani secara ketat.
Demikian sedikit jawaban dari kami.
Selanjutnya kami tunggu komentar dan kritiknya. Dan bila berkenan kami juga menerima artikel dari anda. semoga ada manfaatnya.

LESPIK

Posting Komentar

 
 
 
Powered By Blogger