TEKNOLOGI PENYAMAKAN KULIT BARU YANG INOVATIF JANJIKAN PENINGKATAN DAYA SAING BAGI INDUSTRI GARMEN, PERLENGKAPAN RUMAH DAN ALAS KAKI

Kamis, 27 Agustus 2009

Hingga saat ini, kegiatan penyamakan kulit menengah dan kecil di Indonesia hanya memiliki dua pilihan untuk mengeringkan kulit: pengeringan langsung dengan sinar matahari, atau menggunakan ruangan pengeringan bertenaga uap. Kedua metode ini memiliki kekurangan yang besar.

Sinar matahari yang sporadis dan tidak tentu dan tingkat kelembaban yang tinggi membuat proses pengeringan lambat dan tidak merata, menghasilkan masalah yang berkepanjangan. Di sisi lain, pengering berbahan bakar tradisional bersifat efektif namun mahal untuk dijalankan.

Peneliti dari Universitas Darma Persada (UNSADA) di Jakarta mendapatkan solusi nyata: menggabungkan sisi terbaik dari setiap metode – pengering matahari yang murah dan ramah lingkungan, dengan kecepatan dan kemampuan dari teknologi pengering – untuk menghasilkan produk yang akan membantu UKM penyamakan Indonesia dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi produk mereka. Penyamakan kulit merupakan industri hulu pemasok bagi industri garmen, perlengkapan rumah dan alas kaki Indonesia. Lebih jauh lagi, dampak pemberdayaan perusahaan hilir sehingga mampu bekerja sama lebih banyak dengan pemasok lokal di hulunya memiliki potensi untuk meningkatkan daya saing Indonesia melalui rantai nilai.

Gagasan UNSADA ini sangat sesuai dengan tujuan Dana Inovasi Bisnis (BIF) SENADA, hingga UNSADA mengajukan dan mendapatkan hibah yang bernama ”Pengering Tenaga Matahari GHE Hybrid untuk Penyamakan Kulit.” Dana hibah yang diberikan bagi UNSADA senilai Rp 225.000.000 untuk periode enam bulan dari Oktober 2008 hingga April 2009.

UNSADA menggunakan dana hibah untuk membangun sebuah prototipe pengering ”efek rumah kaca” (GHE) yang memanfaatkan sinar matahari, namun dalam musim hujan atau jadwal produksi yang tinggi, juga disediakan sebuah tungku pembakaran dan pemanasan uap yang menggunakan bahan bakar biomass. Sistem pemindahan panas yang dirancang oleh UNSADA memastikan bahwa hanya udara panas kering dan bersih yang memasuki ruang pengeringan kulit. Pengawasan temperatur dan kelembaban menghasilkan pengeringan yang sempurna. 

Untuk pengembangan prototipe menjadi produk komersil, UNSADA berkerja sama dengan PT Sumber Piranti, perusahaan mekanikal mesin yang berpengalaman dalam merancang mesin, pengembangan dan pembuatan, sehingga mesin pengering baru dapat dibuat efisien dan layak dijual.

UNSADA juga bekerja sama dengan Asosiasi Penyamakan Kulit Indonesia (APKI) untuk memasarkan teknologi baru tersebut kepada perusahaan anggotanya. APKI cabang Garut memberikan bahan baku, perlengkapan dan konstruksi selama pengujian lapangan prototipe, sehingga diberikan hak pengelolaan komersil pengering tersebut untuk anggota UKM dengan sistim sewa. APKI Garut bersama UNSADA, juga berkewajiban memberikan informasi dan uji coba mesin bagi penyamakan dan cabang APKI lainnya yang berminat untuk membeli teknologi baru itu.

Universitas Darma Persada didirikan pada tahun 1986 dibawah naungan yayasan Melati Sakura. Badan penelitiannya berfokus pada penelitian teoritis dan terapan dalam energi baru dan terbarukan, dan telah mendisain dan mengembangkan pengering untuk produk-produk seperti biji kopi dan coklat, jagung, rumput laut, dan ikan, dengan menggunakan dana dari pemerintah dan program Corporate Social Responsibility dari perusahaan swasta.

www.senada.or.id

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 
Powered By Blogger