Industri Penyamakan Kulit Tertolong Pesanan Lokal

Kamis, 27 Agustus 2009

JAKARTA. Para pemain di industri penyamakan kulit boleh bernafas lega. Saat pasar ekspor tengah melesu, permintaan kulit dalam negeri justru meningkat. Kondisi ini sudah terasa sejak memasuki kuartal keempat 2008.

Tentu hal ini berdampak positif buat industri penyamakan kulit. Buktinya, saat ini produksi mereka melonjak hingga 25%, dari 60 juta kaki persegi (square feet) menjadi 75 juta square feet.

Permintaan kulit di pasar domestik naik lantaran permintaan dari sejumlah produsen sepatu meningkat. "Banyak produsen sepatu mengalihkan pembelian bahan baku kulit ke produsen lokal," ujar Ketua Asosiasi Penyamakan Kulit Indonesia (Apki) Senjaya, Rabu (11/2).

Produsen kulit jelas tak mau menyia-nyiakan kesempatan bagus ini. Mereka langsung mengalihkan penjualan dari pasar ekspor ke pasar dalam negeri.

Selain produsen sepatu non branded (lokal), pesanan juga datang dari perusahaan sepatu branded, seperti Bucheri dan Geox. Asal tahu saja, kedua perusahaan ini telah mengalihkan semua pesanan bahan bakunya ke pemasok lokal.

Perusahaan sepatu memilih kulit lokal karena impor kurang efisien. Misalnya, mereka kesulitan melakukan komplain saat terjadi kekurangan atau kesalahan atas produk yang mereka pesan. "Selain itu, harganya juga mahal," ujar Agit Punto Yuwono, Sekretaris Jenderal Apki.

Sebelumnya, produsen kulit mengandalkan pasar ekspor ke sejumlah negara tujuan seperti Amerika Serikat dan Eropa. Tapi sejak pasar ekspor menurun, mereka mengalihkan penjualan ke pasar domestik, yang sedang mengalami lonjakan permintaan.

Tampaknya, industri penyamakan kulit bakal tambah bergairah lagi. Soalnya, data Departemen Perindustrian menyebutkan, terdapat sekitar 22 perusahaan sepatu dunia berminat mengalihkan produksi ke Indonesia. Total investasinya mencapai US$ 700 miliar.

Sudah tentu, ini bakal mendatangkan berkah keuntungan bagi industri penyamakan kulit. “Ini potensi pembeli baru buat industri penyamakan kulit," ujar Direktur Industri Aneka Departemen Perindustrian (Depperin) Budi Irmawan.


Nurmayanti

www.kontan.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 
Powered By Blogger