Penyamakan Kulit di Jawa tahun 1817

Jumat, 23 Oktober 2009

Agung Wicaksono*

Penduduk Jawa, seperti juga penduduk wilayah lain, telah mengenal teknik penyamakan kulit sejak dahulu kala, tetapi teknik penyamakan yang lebih kompleks dan lebih kuat hanya dikenal lewat interaksinya dengan bangsa Eropa. Saat ini teknik penyamakan kulit telah maju. Ada dua jenis pohon yang kulit pohonnya biasa digunakan untuk menyamak, yaitu jenis tumbuhan di pantai dan jenis lain tumbuh di pedalaman. Kedua jenis pohon ini dan tambahan pohon jenis lain menghasilkan bahan penyamak nabati yang berkualitas baik. Kulit yang telah disamak dibuat sepatu, kantong, pelana, keperluan berkuda, dan lain-lain. Pembuatannya ada dibeberapa distrik, terutama di Surakerta, dimana harganya cukup murah dan jenisnya banyak. Teknik pembuatannya tidak lebih buruk dari penyamakan di Madras dan Bengali. Harganya tidak mahal, sepasang sepatu harganya sekitar setengah crown (mata uang Inggris) sepasang sepatu boot seharga 10 shilling, satu pelana 30-40 shiling, dan satu set perlengkapan berkuda untuk empat ekor kuda, harganya antara 10-12 pounds. Sumber : The History of Java karangan Thomas Stamford Raffles (1817), terjemahan Eko Prasetyoningrum dkk, Narasi Yogyakarta hal 109.

*) Agung Wicaksono
Staf pengajar jurusan Kriya Seni
Fakultas Seni Rupa
Institut Seni Indonesia Yogyakarta

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 
Powered By Blogger