Puslit Geoteknologi LIPI Canangkan Enam Program Dinamika Bumi

Selasa, 13 Juli 2010

Senin, 05/07/2010 - 16:12

BANDUNG,(PRLM).-Tahun ini hingga 2014 Pusat Penelitian (Puslit) Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah mencanangkan enam program. Program tersebut di setiap akhir tahun akan dipaparkan dengan mengundang masyarakat, pelaku industri, pemerintah, serta dunia pendidikan.

Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Puslit Geoteknologi, Iskandar Zulkarnain, saat di temui di ruang kerjanya, Jln. Sangkuriang, Bandung, Senin (5/7). Menurut dia, program tersebut akan memudahkan penelitian mengenai dinamika bumi dan bencana geologi seperti gempa, tsunami, serta likuifaksi.

Iskandar mengungkapkan, keenam program tersebut yaitu program penyusunan model pengurangan resiko bencana baik geologi maupun iklim. Kedua, konsep pengelolaan lahan dan air serta penanggulangan bencana. Ketiga, pengembangan konsep eksplorasi mineral dan energi seperti hidro karbon dan geo thermal.

Dia menambahkan, keempat adalah pengembangan konsep tata ruang berbasis sumber daya air dan potensi bencana. Kelima, pengembangan material baru berbasis mineral sebagai subtitusi untuk industri. Dan yang terakhir, pengembangan sistem informasi geoteknologi.

Iskandar mencontohkan program yang sedang berjalan yaitu penelitian mengenai penanggulangan pencemaran industri kulit di Sukaregang Garut. Menurut laporan masyarakat disekitar sana, pengrajin kulit banyak yang menggunakan unsur-unsur kimia seperti krom. “Krom digunakan untuk penyamakan kulit yaitu mengolah kulit mentah menjadi kulit jadi,” kata Iskandar menambahkan.

Menurut Iskandar, krom kimia dapat mengakibatkan pencemaran tanah sehingga menjadi tandus. ”Itu tidak baik untuk lingkungan serta kehidupan masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu, hasil dari penelitian akan dikomunikasikan dengan pemerintahan setempat agar masyarakat mendapatkan solusi terbaik,” ujarnya.

Namun, kita sebagai peneliti tidak mempunyai wewenang untuk memaksa kepada pemerintah atau pengguna untuk mengikuti saran kami. ”Tugas kami hanya meneliti, mencari solusi dan menginformasikan. Setelah itu, kami serahkan semuanya kepada stakeholder yang ada,” tuturnya.

Iskandar menambahkan, seringkali aspek-aspek ilmiah dikalahkan aspek lainnya seperti, ekonomi, politik, dan aspek lainnya yang terkadang mengabaikan hasil dari penelitian tersebut. ”Jadi, pemerintah daerah harus memiliki komitmen pembangunan berbasis pada kepentingan dan keselamatan masyarakat,” jelas Iskandar. (CA-05/kur)***

* BANDUNG RAYA
* PIKIRAN RAKYAT
* ONLINE

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 
Powered By Blogger