Pemerintah Jepara Beri Pelatihan Bekas Buruh Rokok

Rabu, 16 Desember 2009

TEMPO Interaktif, Jepara - Pemerintah Jepara memberikan pelatihan keterampilan kepada para buruh rokok yang pabriknya tutup akibat dampak kenaikan harga pita cukai yang diberlakukan bagi perusahaan kecil.

Mereka, di antaranya, mendapatkan keterampilan kerajinan kulit, seperti yang dilakukan para buruh yang tinggal di Desa Sekarjati, Kecamatan Kalinyamatan Jepara.

Puluhan buruh rokok yang kini sedang menganggur itu mendapatkan keterampilan kerajinan kulit untuk menghasilkan sarung ponsel, dompet, gantungan kunci, dan souvenir lainnya.

Mereka sebelumnya mengikuti studi banding industri kerajinan kulit ke Desa Sukaregang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, untuk mempelajari berbagai keterampilan, mulai dari penyamakan, pembuatan barang hingga jadi.

"Kami sedang merintis pembuatan dompet dan tas kulit," kata Arifin, Ketua Kelompok Perajin Kecil Sekar Jaya, Desa Sekarjati, Kecamatan Kalinyamatan Jepara, yang dihubungi Selasa (15/12). Anggota kelompok ini baru 20 orang.

Selain itu, para buruh yang terkena dampak regulasi cukai itu juga sebagian beralih menjadi buruh konfeksi, buruh kerajinan monel, dan penjual jasa. "Sekitar 25 persennya beralih usaha, sedangkan sisanya masih menganggur," ucap Masy'ad, Sekretaris Koperasi Perajin Rokok Jepara.

"Kami berharap pemerintah mengucurkan dana bagi hasil cukai untuk kepentingan mereka," ucap Masy'ad. Dulu, katanya, dijanjikan akan mendapatkan bantuan Rp 500 juta. "Tapi hingga kini, anggaran itu belum turun."

Dana bagi hasil cukai untuk Jepara tahun ini mencapai Rp 3,1 miliar. "Dana itu kami gunakan untuk pemberdayaan masyarakat yang kehilangan pekerjaan, seperti buruh rokok," ucap Herry Purwanto, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jepara.

Menurut Ketua Koperasi Perajin Rokok Jepara, Almasri, di Jepara terdapat 1.264 pabrik rokok kecil. Akibat regulasi yang menimpa pabrok rokok kecil sejak tiga tahun lalu, sekarang pabrik rokok tinggal 27 pabrik. "Itu pun hidupnya kembang-kempis," ucap Almasri. Akibatnya, 17 ribu buruhnya kehilangan pekerjaan karena pabrik tutup.

BANDELAN AMARUDDIN

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 
Powered By Blogger